Novel
Orang-Orang Biasa ditulis oleh novelis Indonesia yang sudah mendunia yaitu
Andrea Hirata. Novel ini merupakan karya ke-11 Beliau. Novel ini diterbitkan dan dicetak
untuk pertama kali oleh penerbit Bentang Pustaka pada Februari 2019. Novel ini
memiliki tebal sekitar 300 halaman. Novel ini mudah ditemukan karena memilki
warna sampul kuning yang cerah. Gambar ilustrasi dibagian sampul depan terdapat
sesosok tubuh seorang pria yang menggunakan topeng monyet dengan menyandangkan
kantung harta karun atau kantung sinterklas. Mungkin itulah ilustrasi terbaik
untuk menggambarkan isi dari novel ini.
(Gambar sampul depan OOB).
Novel
Orang-Orang Biasa ini berlatar di sebuah kampung di Belitong yaitu Belantik. Kampung
yang bahkan tak akan kita temukan di peta Indonesia. Latar tempat dalam novel
ini sangat menarik, dimana kampung Belantik berisi sekumpulan orang-orang yang
luar biasa berhati besar meskipun mereka tidak mengenyam bangku pendidikan yang
tinggi. Dalam novel Orang-orang Biasa menceritakan perjuangan sekawanan
persahabatan yang sejak bangku SMA dalam memperjuangkan anak sahabatnya untu
bisa kuliah Fakultas Kedokteran di Universitas Negeri ternama. Anak tersebut
lulus tes masuk Fakultas Kedokteran, namun tidak sanggup membayar uang muka
pendaftaran sebanyak 80 juta.
Sekawanan
sahabat itu adalah Salud, Junilah, Nihe, Sobri, Honorun, Handai, Dinah, Rusip,
Tohirin, dan anggota terakhir Debut. Mereka dipersatukan di bangku paling
belakang saat sekolah. Karena rasa persatuan dan kesatuan atas persamaan nasib
yang mereka alami hampir sama yaitu selalu mendapat nilai jelek dan bahakan ada
beberapa yang tidak naik kelas beberapa kali dan selalu menjadi bahan bullian trio
Bastardin dan duo Boron. Di dunia ini, ada orang-orang yang diciptakan menjadi
orang-orang Berjaya dan orang-orang termangu. Trio Bastardin dan duo Boron dicitptakan
menjadi orang Berjaya dan sepuluh sahabat diciptakan menjadi orang termangu.
Aini
adalah putri sulung Dinah yang lolos tes Fakultas Kedokteran Universitas negeri
ternama. Namun sayang, cita-cita itu sempat dikubur dalam-dalam lantaran ia tak
bisa membayar uang pendaftaran masuk sebesar 80 juta. Dinah dan putrinya Aini
sudah kesana-kemari mencari pinjaman ke bank, ke koperasi namun selalu ditolak
lantaran tak punya jaminan pinjaman. Karena memang tak ada barang berharga atau
sertifikat tanah yang dapat digunakan sebagai jaminan. Akhirnya Aini bertekad menabung
dengan bekerja menjadi karyawan warung kopi.
Dinah
sedih karena merasa bersalah telah melahirkan seorang anak cerdas sehingga ia
tak mampu menyekolahkan Aini. Akhirnya, Debut dan anggota perkumpulan sahabat
itu bertekad ingin membantu mencari biaya masuk Fakultas Kedokteran Aini
meskipun mereka tahu bahwa sangat mustahil bisa mendapatkan uang sebesar 80
juta dalam waktu singkat. Satu-satunya
jalan untuk mendapatkan uang sebesar 80 juta adalah dengan merampok atau bahasa
halusnya adalah meminjam terlebih dahulu nanti dikembalikan jika mereka tidak
ingin meminjami uang itu.
Disinilah
keseruan novel ini dimulai. Dimana Debut cs mempersiapkan rencana perampokan
bank yang tak kunjung selesai. Hingga 22 kali rapat namun bukan solusi yang
mereka peroleh namun menambah masalah. Setting lain menceritakan kwartet Mul
yang juga merencakan perampokan secara professional. Hingga akhirnya hari H
perampokan datang jua. Perampokan dilakukan oleh sepuluh sahabat itu pada hari
pawai kemerdekaan. Tim dibagi menjadi 2 yaitu penyerbu 1 dan 2. Namun saat tim
penyerbu 1 sudah didepan brankas uang, Debut sebagai ketua pimpinan perampokan memberi
perintah untuk kabur dan alhasil perampokan dibank gagal. Namun akhirnya mereka
merampok toko Batu Mulia milik Trio Bastardin.
Tak
disangka, perampokan di toko Batu Mulia yang tak direncanakan malah berhasil. Mereka berhasil mendapatkan 18
miliyar tak lebih dan tak kurang. Dalang dibalik perampokan itu adalah Debut,
si idealis pemilik toko buku Heroik yang
miskin. Semua sudah direncanakan hingga melibatkan guru seni SMA. Namun sepuluh
kawan itu berhati besar, sungguh besar. Mereka adalah orang-orang biasa namun
luar biasa. Akhirnya uang hasil korup 18 miliyar itu ditangkap oleh Inspektur dan komandan dengan
trio Bastardin sebagai tersangka. Dan inspektur juga berhasil menangkap basah
perampokan kwartat Mul.
Akhir
cerita, sepuluh sahabat itu meminjam kepada siapa saja dan menjual barang apa
saja yang bisa dijual demi Aini bisa kuliah Fakultas Kedokteran. Kasus perampokan
yang gagal di bank hingga kini tak tercium dan tidak meninggalkan barang bukti
sekecil apapun sehingga ini adalah kasus perampoan yang teraneh di kampung Belantik
dan tidak pernah terpecahkan oleh Inspektur.