Minggu, 19 September 2021

Sinopsis Buku Orang-Orang Bloomington

         Buku  Orang-Orang Bloomington merupakan buku kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Budi Darma. Buku ini terdiri atas 7 cerpen yang semuanya berlatar dan menceritakan kisah di Bloomington, Amerika Serikat. Buku Orang-Orang Bloomington ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1980 oleh Penerbit Sinar Harapan, kemudian dicetak ulang pada tahun 2016 dan 2021 oleh Penerbit Noura. Buku ini memiliki tebal sekitar 330 halaman dengan sampul depan berwarna abu gelap seperti suasana malam hari dengan bagian bawahnya terlihat hutan beton yang menggambarkan kota Bloomington. Melalui Buku ini Budi Darma berhasil menyabet penghargaan S.E.A Write Award 1984 dari Pemerintah Thailand.



Buku Orang-Orang Bloomington ini terdiri atas 7 cerpen diantaranya “Laki-Laki Tua Tanpa Nama”, “Joshua Karabish”, “Keluarga M”, “Orez”, “Yorrick”, “Ny.Elberthart” dan terakhir adalah “Charles Lebourne”. Sesuai dengan judul buku ini, ketujuh cerpen yang ada di buku ini berlatar di Kota Bloomington, AS dan setting waktu pada tahun 1979. Cerpen-cerpen yang disajikan dalam buku ini menggunakan sudut pandang pertama tunggal, yaitu Aku, sehingga membuat pembaca seolah-olah ikut berperan dalam kisah yang diceritakan. Cerita dalam buku kumpulan cerpen ini menceritakan tentang hubungan sosial yang dialami oleh tokoh Aku dan orang-orang dan lingkungan sekitar di Bloomington.

“Laki-Laki Tua Tanpa Nama”

Berlatar di Jalan Fess yang hanya dihuni oleh 3 orang saja, yaitu Ny.MacMillan, Ny.Nolan dan Ny.Casper yang semuanya adalah janda. Dimana tokoh Aku menyewa loteng Ny.MacMillan. Ketiga tetangga itu berhubungan dengan baik dengan tidak memperdulikan satu sama lain dan berbicara hanya jika ada yang penting saja. Kehidupan berjalan normal hingga ada seoang lelaki tua yang menyewa loteng Ny.Casper. Laki-laki tua itu sering terlihat aneh dengan menodong-nodongkan pistol dari jendela kamarnya dan juga kepada orang-orang yang berpasasan dengannya di jalan. Berdasarkan ceritanya, ia adalah mantan perwira. Diakhir cerita, laki-laki tua itu dan Ny.Casper ditemukan berlumuran darah di pinggir jalan dengan Ny.Nolan yang mengaku telah membunuh Laki-laki tua itu dengan alibi untuk menyelamatkan Ny.Casper.

“Joshua Karabish”

Cerpen ini menceritakan kisah persahabatan antara tokoh Aku dengan Joshua Karabish, Mahasiswa di Bloomington yang berbagi kamar loteng di rumah Ny.Seifert. Joshua ini memiliki penyakit aneh, suka menyendiri, kepalanya benjol-benjol, bola matanya hendak keluar, setiap malam hidungnya meneteskan darah dan telinganya mengeluarkan lendir yang berbau amis. Hingga akhirnya tokoh Aku mengalami dilema untuk mengirimkan puisi-puisi karya Joshua ke penerbit ataupun diikutsertakan dalam sayembara setelah Joshua meninggal.

“Keluarga M”

Berlatar di sebuah apartemen yang bermula ada kakak beradik yang bernama Mark (kakak) dan Martin (adik) sering terlibat dalam perkelahian dengan anak-anak lainnya karena kakak beradik tu terlihat kekurangan makan dan tidak mempunyai mainan seperti yang lainnya. Dengan tabiat kakak yang suka membela adiknya yang merusak dan tidak megembalikan mainan yang dipinjaminya. Tokoh Aku kemudian geram hingga melaporkan mereka ke orangtuanya Melvin (ayah) dan Marion (ibu) dan tidak mendapat respon baik dari orang tuanya. Bahkan tokoh Aku semakin murka ketika tahu bahwa Martinlah yang menggoreskan paku ke body mobilnya, hingga ia berusaha mencelakai keluarga Meek itu hingga mengalami kecelakan lalu lintas.

“Orez”

Dalam cerpen ini menceritakan kisah Aku yang akhirnya menikahi seornag perempuan, Hester Price, yang kemungkinan besar memiliki penyakit atau kutukan turunan dari orangtuanya. Kutukan itu adalah bayi yang akan dilahirkannya tidak akan selamat, sering mengalami keguguran dan kalaupun lahir akan mengalami kecacatan dan berakhir dengan meninggal. Akhirnya, ada 1 bayi yang bisa lahir, namun dengan keadaan cacat, kepala, tangan dan kakinya lebih besar dari tubuhnya. Tidak hanya itu, Orez, nama anak itu juga kerap kali bertingkah aneh, suka melompat-lompat, tertawa terlalu keras, dan bicaranya tidak jelas. Hingga membuat orang tuanya kerap kali pindah apartemen dan pekerjaan.

“Yorrick”

Inilah satu-satunya cerpen dalam buku ini yang memiliki genre percintaan meskipun bertepuk sebelah tangan. Cerpen ini menceritakan kisah Aku yang jatuh cinta pada Catherine hingga ia rela menyewa loteng di rumah dekat Catherine tinggal. Namun, cintanya bertepuk sebelah tangan lantaran Catherine malah menyukai Yorrick, lelaki kurus, ramah dan disukai banyak orang yang tinggal satu loteng dengan tokoh Aku.

“Ny.Elberthart”

Berlatar di jalan Jefferson, tinggallah seorang perempuan tua bernama Ny.Elberthart. Rumah dan pekarangannya tidak terawat, aktivitas sehari-harinya hanya melambaikan tangan pada siapa saja yang melewati depan rumahnya dan kadang kala suka memarahi tukang pos yang tidak membawa surat untuknya. Hingga akhirnya Ny.Elberhart menerima surat kaleng gelap dari tukang pos, yang kemudian diduga sebagai pemicu ia jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Pengirim surat kaleng gelap itu adalah tokoh Aku. Karena merasa bersalah, maka tokoh Aku mulai menjalin hubungan baik dengan Ny.Elbertart dan mulailah terjadi keanehan-keanehan yang mulai terjadi.

“Charles Lebourne”

        Cerita dimulai ketika tokoh Aku, James Russel, merasa jengkel karena jendela di kamar apartemen di sebrang ia tempat tinggalnya selalu memantulkan sinar matahari sangat terik ketika siang dan menyorotkan lampu duduk raksasa ketika malam hari. Kemudian ia berusaha untuk mencari pemilik jendela kamar tersebut, dan ia menemukan nama pemilik jendela kamar itu adalah Charles Lebourne, yang tidak lain adalah nama seorang lelaki yang mengawini dan menelantarkan ibunya, alias nama ayah kandungnya. Bak cerita sinetron, inilah pertemuan setelah 30 tahun lamanya antara seorang anak dan ayah yang menelantarkannya sedari dikandungan. Kemudian, tokoh Aku mengalami kebimbangan, apakah ia harus berbuat baik atau jahat kepada lelaki ini, karena berdasarkan pesan ibunya setelah meninggal, semua terserah padanya.

Kamis, 09 September 2021

Sinopsis Buku Bukan Sekadar Cinta : Tentang Hidup yang Dijalani dengan Tangguh

 

Buku dengan judul Bukan Sekadar Cinta : Tentang Hidup yang Dijalani dengan Tangguh ini ditulis oleh Fina Phillipe dan diilustrasikan oleh seorang Ilustrator dengan nama pena Aweview. Buku ini diterbitkan pertama kali pada Maret 2020 oleh penerbit buku Mojok. Sampul bagian depan buku ini berwarna hitam dengan gambar seorang perempuan yang hanya menampakkan punggungnya sedang duduk disalah satu ayunan. Tebal buku ini sekitar 140 halaman dengan ukuran buku 13x19 cm.




Buku ini menceritakan tentang seorang perempuan di usia akhir 20-an, usia yang terbilang cukup muda, yang sedang merenungi kembali jalan hidupnya. Dalam aktivitasnya sehari-hari, terjadi banyak hal yang membuka kembali memorinya di masa lalu. Tentang hati yang terluka, hubungan yang beracun, dan prinsip hidup yang koyak. Bukan sekadar omongan belaka, bukan sekadar cinta yang penuh drama. Dengan berbagai pengalaman dalam mengelola hati dan jiwanya, ia petakan kembali bagaimana seorang perempuan menyikapi segala problematika di sekelilingnya. Bahwasanya menjadi dewasa bukan berarti berhenti tumbuh. Proses itu harus dijalani seorang manusia sepanjang hidupnya.

Buku ini terdiri atas 6 bagian judul, diantaranya ‘Pertemuan yang Tertunda’, ‘Perpaduan’, ‘Kedai’, ‘Terekam’, ‘Kembali pada Kenyataan’, dan ‘Terima Kasih’. Kisah hidup yang kembali muncul dibenak penulis ini dituangkan dalam bentuk cerita dengan kata-kata puitis dengan dilengkapai ilustrasi di setiap halamannya. Kata-kata yang menggambarkan kegelisahan, patah hati atas derita hidup, dan semangat juang untuk kembali berdiri atas hal-hal yang terjadi dihidup penulis ini patut dijadikan quotes untuk postingan di sosial media. Selain itu, ilustrasi dalam buku ini sangat apik sesuai dengan keadaan di halaman buku ini. Jika dalam buku ini terdapat 136 halaman isi, maka setengah dari jumlah halaman tersebut adalah halaman untuk ilustrasi cerita.

Namun, dibalik susunan kata-kata yang puitis, elok dan elegan itu, rasanya konflik dalam cerita ini kurang memuncak. Sehingga, pembaca kurang merasa greget dan kurang mendapatkan kepuasan setelah membaca buku ini.  

Senin, 06 September 2021

Sinopsis Buku “Waktu untuk Tidak Menikah”

         Buku Waktu untuk Tidak Menikah ini ditulis oleh Amanatia Junda. Buku ini merupakan karya pertama Beliau yang saya baca. Buku ini dicetak dan diterbitkan pertama kali pada Oktober 2018 oleh Penerbit Mojok. Buku ini memiliki tebal sekitar 180 halaman. Buku ini memiliki sampul depan berwana biru  dengan potret bagian tengkorak seorang perempuan dengan rambut dikuncir kuda yang terlihat sedang berdamai dengan dirinya sendiri. Buku dengan judul Waktu untuk Tidak Menikah ini memiliki ketertarikan tersendiri bagi seorang perempuan yang sudah cukup umur untuk suatu tahap menjadi hamba Allah sempurna, yaitu pernikahan namun memiliki sebuah keraguan untuk menuju jenjang tersebut. Mungkin ilustrasi itu adalah ilustrasi yang paling cocok untuk menggambarkan keadaan dalam cerpen tersebut.


Gambar Sampul Depan Buku Waktu untuk Tidak Menikah.

Buku Waktu untuk Tidak Menikah ini merupakan kumpulan cerpen. Buku ini menyajikan 14 cerita pendek diantaranya yaitu ‘Denyut Merah, Kuning, Kelabu’, ‘Prelude’, ‘Lantai Tiga Beringharjo’,’ Perkara di Kedai Serba-Serbi’, ‘Baru Menjadi Ibu’, ‘Pengintaian’, ‘Waktu untuk Tidak Menikah’, ‘Pada Jarak yang Memisahkan Kami’, ‘Abha’, ‘Sepasang Bulu Mata Merah’, ‘Planet Tanpa Gravitasi’, ‘Meributkan Tanah Tak Bertuan’, ‘Rinai di Natuna’, dan ‘Pisah Ranjang’.  Isi cerpen ini mengandung banyak makna yang kejadiannya ada diskeitar kita, mulai dari permasalahan sosial seperti dalam cerpen Sepasang Bulu Mata Merah. Selain itu, juga menceritakan permasalahan rumit pada diri sendiri. Karena terkadang, permasalahan-pemasalahan yang timbul dimulai dari permasalahan pada diri sendiri yang memberikan dampak pada lingkungan sosial sekitar, seperti dalam cerpen Perkara di Kedai Serba-Serbi, Pisah Ranjang, Lantai Tiga Beringharjo.

Tokoh dalam cerpen yang disajikan dalam buku ini secara keseluruhan adalah tokoh yang memiliki karakteristik dan watak yang terdapat pada orang-orang yang bisa kita jumpai, bahkan mungkin ada beberapa yang bisa jadi terdapat pada diri pembaca karena cerita dalam cerpen ini seperti relate dengan kehidupan sekitar. Misalnya seperti dalam Judul Utama cerpen ini, yaitu Nursri. Seorang wanita yang berumur hampir 30an tahun, dimana sudah mulai dicecar banyak pertanyaan mengenai kapan menikah. Namun, ia mengalami kebimbangan saat akhirnya ia menerima lamaran Laksmo, sang kondektur bus. Setelah  sebelumnya ia pernah patah hati lantaran pacarnya yang sesama buruh pabrik selingkuh dengan bakul kutang langganan Nursri. Disaat kisah cintanya kandas, disaat ibunya mulai mendesaknya untuk segera menikah, akhirnya ia menerima lamaran Laksmo, namun pada akhirnya dihari Akad ia mendapat kabar bahwa anak angkatnya jatuh sakit di Timalayah, daerah pabrik tempat ia bekerja sebelumnya. Sebenarnya Nursri mengalami kebimbangan batin, dalam hati yang terdalam, ia sadar ia tak cukup mencintai dan menyayangi Laksmo. Jasadnya memang sedang dirias oleh tukang rias pengantin untuk acara akadnya, namun hati dan pikirannya melayang jauh. Hingga ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pernikahan itu, karena bisa berakibat fatal jika diteruskan.

Selain itu, dalam cerpen Perkara di Kedai Serba-Serbi, tokoh utama dalam cerita ini mengalami gangguan batin atau ingatan. Dimana ternyata ia mengalami lupa ingatan atas apa yang telah ia lakukan, namun secara tidak sadar ia lupa dan menganggap perbuatan itu adalah perbuatan tetangga kamar kos sebelah. Ia merasa jengkel karena tetangga kamar kos sebelah selalu tidak membuang bekas pembalut, kemudian juga pernah terjadi lupa tidak menyimpan kembali celana dalamnya dan menginggakkan begitu saja celana dalam itu di kamar mandi umum. Ia mengomel seharian pada pacarnya, namun usut-punya usut, pacarnya sadar, bahwa kejadian-kejadian yang diceritakan wanita tu bukanlah tetangga kamar kos sebelah, melainkan ulahnya sendiri.

Cerpen lain yang disajikan juga memiliki konflik ringan, sederhana, tidak rumit seperti Shelock Holmes ataupun Detective Conan. Cerita-cerita itu bak kisah yang sering kita temui disekitar kita dengn berbagai genre.