Buku
bergenre religi ini ditulis oleh Habib Husein Ja’far Al-Hadar, beliau adalah
seorang Habib alias keturunan Nabi SAW. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Noura
Books dan dicetak pertama kali pada Juli 2020. Hingga saat ini buku ini sudah
mengalami cetakan ke-7. Buku dengan tebal sekitar 208 halaman ini memiliki warna
sampul biru dimana pada bagian depan terlihat buah telapak tangan yang
seperti sedang menggenggam bola (seperti ketika Naruto sedang mempelajari
Rasengan) dengan tulisan TUHAN ADA DI HATIMU di tengah lingkaran bola tersebut.
Buku
ini terdiri atas 4 bab, yaitu “Hijrah”, “Islam itu Bijak, Bukan Bajak”, “Akhlak
Islam”, dan “Nada, Canda dan Tawa”. Pada bab pertama, berisi mengenai pandangan
awam makna sesungguhnya hijrah yang banyak melekat pada muslim kebanyakan.
Bahwasanya hijrah itu tidak harus berpakaian gamis, celana cingkrang,
berjenggot, bercadar, bicara dengan kearab-araban, melainkan hijrah yang sesungguhnya
adalah niatan taubat dari hati yang terdalam.
Minimal
ada 4 aspek yang harus dilakukan ketika berkomitmen untuk hijrah, yaitu aspek
spiritual/sufistik-tasawuf, aspek kultural, aspek filosofis, dan aspek sosial.
Jangan sampai hijrah namun seperti kelompok kawarij yang memiliki cirri
menempatkan politik di atas kemanusiaan, gemar mengkafirkan orang lain, fanatik terhadap apa yang mereka anggap benar dan mengedepankan kekerasan dalam
menyelesaikan masalah.
Kemudian,
pada bab 2, banyak membahas mengenai hablum minannas yaitu hubungan antar
sesama manusia, tidak hanya sesama muslim. Hak dan kewajiban sesama umat muslin
dan semua orang serta kepada Tuhan harus seimbang, lebih bijak dalam menghadapi
semua persoalan. Pada bab 3, membahas mengenai akhlak islam yang hidup pada
jaman sekarang ini. Karena jika hanya berdasarkan pada sunnah Nabi, mengikuti
perilaku Nabi pada saat Nabi masih hidup, tentu saja perilaku beliau tidak bisa
ditiru sama persis dengan perilaku di jaman sekarang. Dalam bab ini banyak
membahas kejadian di sekitar kita seperti pernah viral sebelumnya mengenai
larangan membunyikan speaker masjid.
Pada
bab 4, banyak membahas mengenai hukum musik dalam islam. Banyak yang mengatakan
haram, namun jika musik itu membawa ketenangan hati, menciptakan ide/inspirasi,
dan tentu saja membawa kebaikan, maka sah-sah saja kita mendengarkan musik.
Kemudian, juga membahas mengenai media dakwah di jaman sekarang ini yang serba
digital dan di masa pandemi. Dakwah bisa disampaikan melalui konten-konten
youtube, stand up comedy, bisa juga dari film dan sebagainya disesuaikan dengan
sasaran dan jaman.
Buku
ini sangat cocok bagi pemula atau siapapun yang sedang belajar lebih mengenai
Islam ataupun menjadi muslim. Cocok dibaca kawula muda karena bahasa yang
digunakan jelas, mudah dipahami, tepat sasaran, dan isinya membahas
kejadian-kejadian maupun mindset yang keliru namun dianggap benar. Buku ini
juga menuntun bagaimana menjadi umat muslim yang sejati.