Selasa, 05 Oktober 2021

Review Buku Tidak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, TUHAN ADA DI HATIMU

 

Buku bergenre religi ini ditulis oleh Habib Husein Ja’far Al-Hadar, beliau adalah seorang Habib alias keturunan Nabi SAW. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Noura Books dan dicetak pertama kali pada Juli 2020. Hingga saat ini buku ini sudah mengalami cetakan ke-7. Buku dengan tebal sekitar 208 halaman ini memiliki warna sampul biru dimana pada bagian depan terlihat buah telapak tangan yang seperti sedang menggenggam bola (seperti ketika Naruto sedang mempelajari Rasengan) dengan tulisan TUHAN ADA DI HATIMU di tengah lingkaran bola tersebut.


(sampul depan cetakan ke-7)

Buku ini terdiri atas 4 bab, yaitu “Hijrah”, “Islam itu Bijak, Bukan Bajak”, “Akhlak Islam”, dan “Nada, Canda dan Tawa”. Pada bab pertama, berisi mengenai pandangan awam makna sesungguhnya hijrah yang banyak melekat pada muslim kebanyakan. Bahwasanya hijrah itu tidak harus berpakaian gamis, celana cingkrang, berjenggot, bercadar, bicara dengan kearab-araban, melainkan hijrah yang sesungguhnya adalah niatan taubat dari hati yang terdalam.

Minimal ada 4 aspek yang harus dilakukan ketika berkomitmen untuk hijrah, yaitu aspek spiritual/sufistik-tasawuf, aspek kultural, aspek filosofis, dan aspek sosial. Jangan sampai hijrah namun seperti kelompok kawarij yang memiliki cirri menempatkan politik di atas kemanusiaan, gemar mengkafirkan orang lain, fanatik terhadap apa yang mereka anggap benar dan mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

Kemudian, pada bab 2, banyak membahas mengenai hablum minannas yaitu hubungan antar sesama manusia, tidak hanya sesama muslim. Hak dan kewajiban sesama umat muslin dan semua orang serta kepada Tuhan harus seimbang, lebih bijak dalam menghadapi semua persoalan. Pada bab 3, membahas mengenai akhlak islam yang hidup pada jaman sekarang ini. Karena jika hanya berdasarkan pada sunnah Nabi, mengikuti perilaku Nabi pada saat Nabi masih hidup, tentu saja perilaku beliau tidak bisa ditiru sama persis dengan perilaku di jaman sekarang. Dalam bab ini banyak membahas kejadian di sekitar kita seperti pernah viral sebelumnya mengenai larangan membunyikan speaker masjid.

Pada bab 4, banyak membahas mengenai hukum musik dalam islam. Banyak yang mengatakan haram, namun jika musik itu membawa ketenangan hati, menciptakan ide/inspirasi, dan tentu saja membawa kebaikan, maka sah-sah saja kita mendengarkan musik. Kemudian, juga membahas mengenai media dakwah di jaman sekarang ini yang serba digital dan di masa pandemi. Dakwah bisa disampaikan melalui konten-konten youtube, stand up comedy, bisa juga dari film dan sebagainya disesuaikan dengan sasaran dan jaman.  

Buku ini sangat cocok bagi pemula atau siapapun yang sedang belajar lebih mengenai Islam ataupun menjadi muslim. Cocok dibaca kawula muda karena bahasa yang digunakan jelas, mudah dipahami, tepat sasaran, dan isinya membahas kejadian-kejadian maupun mindset yang keliru namun dianggap benar. Buku ini juga menuntun bagaimana menjadi umat muslim yang sejati.