Kamis, 28 Maret 2019

Sinopsis Novel Orang-Orang Biasa


Novel Orang-Orang Biasa ditulis oleh novelis Indonesia yang sudah mendunia yaitu Andrea Hirata. Novel ini merupakan karya  ke-11 Beliau. Novel ini diterbitkan dan dicetak untuk pertama kali oleh penerbit Bentang Pustaka pada Februari 2019. Novel ini memiliki tebal sekitar 300 halaman. Novel ini mudah ditemukan karena memilki warna sampul kuning yang cerah. Gambar ilustrasi dibagian sampul depan terdapat sesosok tubuh seorang pria yang menggunakan topeng monyet dengan menyandangkan kantung harta karun atau kantung sinterklas. Mungkin itulah ilustrasi terbaik untuk menggambarkan isi dari novel ini.
 (Gambar sampul depan OOB).

Novel Orang-Orang Biasa ini berlatar di sebuah kampung di Belitong yaitu Belantik. Kampung yang bahkan tak akan kita temukan di peta Indonesia. Latar tempat dalam novel ini sangat menarik, dimana kampung Belantik berisi sekumpulan orang-orang yang luar biasa berhati besar meskipun mereka tidak mengenyam bangku pendidikan yang tinggi. Dalam novel Orang-orang Biasa menceritakan perjuangan sekawanan persahabatan yang sejak bangku SMA dalam memperjuangkan anak sahabatnya untu bisa kuliah Fakultas Kedokteran di Universitas Negeri ternama. Anak tersebut lulus tes masuk Fakultas Kedokteran, namun tidak sanggup membayar uang muka pendaftaran sebanyak 80 juta.
Sekawanan sahabat itu adalah Salud, Junilah, Nihe, Sobri, Honorun, Handai, Dinah, Rusip, Tohirin, dan anggota terakhir Debut. Mereka dipersatukan di bangku paling belakang saat sekolah. Karena rasa persatuan dan kesatuan atas persamaan nasib yang mereka alami hampir sama yaitu selalu mendapat nilai jelek dan bahakan ada beberapa yang tidak naik kelas beberapa kali dan selalu menjadi bahan bullian trio Bastardin dan duo Boron. Di dunia ini, ada orang-orang yang diciptakan menjadi orang-orang Berjaya dan orang-orang termangu.  Trio Bastardin dan duo Boron dicitptakan menjadi orang Berjaya dan sepuluh sahabat diciptakan menjadi orang termangu.
Aini adalah putri sulung Dinah yang lolos tes Fakultas Kedokteran Universitas negeri ternama. Namun sayang, cita-cita itu sempat dikubur dalam-dalam lantaran ia tak bisa membayar uang pendaftaran masuk sebesar 80 juta. Dinah dan putrinya Aini sudah kesana-kemari mencari pinjaman ke bank, ke koperasi namun selalu ditolak lantaran tak punya jaminan pinjaman. Karena memang tak ada barang berharga atau sertifikat tanah yang dapat digunakan sebagai jaminan. Akhirnya Aini bertekad menabung dengan bekerja menjadi karyawan warung kopi.  
Dinah sedih karena merasa bersalah telah melahirkan seorang anak cerdas sehingga ia tak mampu menyekolahkan Aini. Akhirnya, Debut dan anggota perkumpulan sahabat itu bertekad ingin membantu mencari biaya masuk Fakultas Kedokteran Aini meskipun mereka tahu bahwa sangat mustahil bisa mendapatkan uang sebesar 80 juta dalam waktu singkat.  Satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang sebesar 80 juta adalah dengan merampok atau bahasa halusnya adalah meminjam terlebih dahulu nanti dikembalikan jika mereka tidak ingin meminjami uang itu.  
Disinilah keseruan novel ini dimulai. Dimana Debut cs mempersiapkan rencana perampokan bank yang tak kunjung selesai. Hingga 22 kali rapat namun bukan solusi yang mereka peroleh namun menambah masalah. Setting lain menceritakan kwartet Mul yang juga merencakan perampokan secara professional. Hingga akhirnya hari H perampokan datang jua. Perampokan dilakukan oleh sepuluh sahabat itu pada hari pawai kemerdekaan. Tim dibagi menjadi 2 yaitu penyerbu 1 dan 2. Namun saat tim penyerbu 1 sudah didepan brankas uang, Debut sebagai ketua pimpinan perampokan memberi perintah untuk kabur dan alhasil perampokan dibank gagal. Namun akhirnya mereka merampok toko Batu Mulia milik Trio Bastardin.  
Tak disangka, perampokan di toko Batu Mulia yang tak direncanakan  malah berhasil. Mereka berhasil mendapatkan 18 miliyar tak lebih dan tak kurang. Dalang dibalik perampokan itu adalah Debut, si idealis pemilik toko buku Heroik  yang miskin. Semua sudah direncanakan hingga melibatkan guru seni SMA. Namun sepuluh kawan itu berhati besar, sungguh besar. Mereka adalah orang-orang biasa namun luar biasa. Akhirnya uang hasil korup 18 miliyar itu  ditangkap oleh Inspektur dan komandan dengan trio Bastardin sebagai tersangka. Dan inspektur juga berhasil menangkap basah perampokan kwartat Mul.
Akhir cerita, sepuluh sahabat itu meminjam kepada siapa saja dan menjual barang apa saja yang bisa dijual demi Aini bisa kuliah Fakultas Kedokteran. Kasus perampokan yang gagal di bank hingga kini tak tercium dan tidak meninggalkan barang bukti sekecil apapun sehingga ini adalah kasus perampoan yang teraneh di kampung Belantik dan tidak pernah terpecahkan oleh Inspektur.