Minggu, 17 Januari 2016

Berbagi cerita PKL hari ke-1

Jumat, 15 januari 2016
Ini adalah hari pertama aku magang atau kerja praktek di salah satu perusahaan minyak dan gas swasta di Provinsi Sumatra Selatan, Medco E&P Indonesia. Aku dan teman sekelas plus seangkatanku, Raufelina Febriama atau lebih dikenal Rara magang di tempat tersebut. Aku, yang notabene adalah makhluk tak tahu malu, hanya menumpang magang disana berkat Rara yang memiliki seorang Paman yang bekerja di perusahaan tersebut. Dan aku, hanya menumpang mulai dari info ada lowongan untuk magang disana sampai aku berada di perusahaan ini, saat ini. Mungkin bisa dikatakan bahwa urat maluku sudah tidak ada. Aku menumpang mulai dari keberangkatan sampai menginap ditempat Paman Rara bahkan aku mendapat diskon untuk membayar kontrakan. Bukankah aku beruntung? Namun, disatu sisi aku merasa tidak enak.
Hari pertama magang, kami berangkat sekitar jam 07.00 pagi dari rumah Paman Rara, diantar oleh keluarga Rara menuju kontrakan. Kontrakan yang terbilang mewah bagiku. Kontrakan yang mungkin apabila hanya ada aku sendiri mungkin tidak akan menyewa tepat itu. Bagaimana tidak mewah? Pertama aku diberitahu harga sewa perbulannya Rp 1.500.000,- aku kaget? Wah itu sih bisa untuk sewa kontrakanku di Bengkulu selama setengah bulan. Gilaa..apakah memang semahal itu di Palembang ini atau memang sesuai fasilitas? Namun, ketika aku sampai di kontrakan tersebut, aku tidak menyangkal dan tidak menawar lagi harga yang diberikan. Dengan harga segitu diberi fasilitas pendingan ruangan, bukan kipas kecil melainkan AC, dengan 2 buah kasur plus dipan yang dilengkapi dengan spray, selimut dan dua buah bantal. Serta perabotan seperti lemari kayu yang besar, meja kayu dan tempat dapur. Bahkan, di kamar mandi tersedia alat mandi shower. Dan lagi closet nya bukan lagi closet jongkok, melainkan closet duduk seperti di tv.
Aku berdecak kagum melihat ruangan kontrakan pilihan keluarga Rara. Mungkin jika aku yang mencari kontrakan, aku akan mencari kontrakan dengan harga semurah-murahnya. Masalah fasilitas itu bisa dipikir nanti. Aku merasa ciut lagi ketika itu. Apakah memang aku yang tidak terbiasa dengan hal seperti ini atau bagaimana? Namun, aku bersyukur berasal dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Karena jika bukan dari keluarga sederhana, tentu saja aku akan kesusahan melengkapi hidupku. Satu pelajaran kehidupan yang bisa kudapat dari sini : sepertinya aku tidak cocok menjadi orang kaya, sederhana adalah gaya hidupku, tak akan berubah.
Setelah melihat kontrakan, kami langsung berangkat ke kantor. Disaat itu jam menunjukkan hampir jam 8. Dan kami sampai di kantor yang jaraknya tidak terlalu jauh namun melelahkan jika berjalan kaki jam 8 lebih. Kami menuju pos satpam dan menukarkan kartu identitas berupa KTP dengan kartu identitas pengunjung. Kami langsung menuju tempat tempat Pak Erdyan, HRD perusahaan tersebut. Ketika sampai disana, Pak Erdyan tidak ada, sehingga kami harus menunggu. Banyak pegawai berlalu lalang dan menanyakan apa keperluan kami.
“Cari siapa, Dik?” tanya seorang pegawai.
“Pak Erdyan, Pak,” jawab kami.
“O Pak Erdyannya tidak ada, masih dikantin. Mungkin sebentar lagi kembali,”
Hampir setengah jam kami menunggu didepan ruangan. Akhirnya Pak HRD datang dan menyuruh kami masuk.
“Udah lama ya? Ayo masuk,” Ajak beliau.
Map berisi berkas-berkas penting kusodorkan pada beliau dan langsun beliau cek kelengkapannya. Kemudian, kami diperlihatkan sebuah video mengenai perusahaan tersebut dan beliau pergi meninggalkan kami untuk ganti pakaian. Setiap hari jumat, seluruh pegawai harus mengikuti senam atau olahraga bersama. Sehingga pada hari jumat seluruh mahasiswa magang harus mengikuti olahraga juga. Sedikit lama kami menunggu beliau setelah video tersebut selesai. Dan akhirnya kami di ajak untuk menemui pembimbing lapangan kami, beliau bernama Rustian Aquadesianto OH. Sebuah nama yang ilmiah, menurutku.
“Seharusnya sebelum kalian ke sini, berkas ini dikirimkan ke universitas dulu, baru setelah itu kalian datang bersama berkas ini,”
Beliau menjelaskan berbagai peraturan sesuai berkas yang diberikan pada kami perpoint dan sangat detail menjelaskannya. Bagaimana etika dan tata tertib bagi mahasiswa magang seperti kmai yang masih bloon. Jadwal kami berada di kantor adalah mulai pukul 07.00-16.00 dimana dari jam 12.00-13.00 adalah waktu istirahat. Dan tersedia kantin di perusahaan tersebut. Dalam satu minggu, weekend hari sabtu-minggu adalah hari libur. Sedangkan jika berada di lapangan, tidak ada hari libur alias full time to work.   
Sampai di kantor utama, kami diserahkan pada seorang pegawai wanita, berambut panjang dan ramah, menurutku. Karena pembimbing lapangan sedang sibuk, kami hanya duduk di tempat salah seorang pegawai yang orangnya tidak ada. Mungkin sekitar setengah jam kami hanya duduk menunggu tanpa kejelasan. Kemudian datang seorang bapak-bapak yang ternyata adalah Fac Manager. Kami diajak memasuki ruangan beliau. Dan diajak berbincang sebentar sebelum pak pembimbing lapangan kami datang.
Karena ini baru hari pertama, kami diberi jadwal selama kami magang beserta materi yang begitu banyak jumlahnya. Kami disuruh membaca sekilas mengenai materi tersebut. Namun, karena kami tidak membawa perangkat komputer sehingga kami hanya duduk-duduk kembali ditempat yang tadi. Sungguh membosankan. Namun apa boleh buat. Kami hanya duduk mengobrol sesuatu hal yang tidak jelas sampai jam pulang. Dan sialnya lagi, pintu akses keluar hanya bisa terbuka dengan ID card. Sehingga kami tidak bisa keluar dan masuk sesuka hati, harus menunggu orang lain lewat. Pak HRD mengatakan pada kami bahwa ada mahasiswa lain yang juga magang. Dimana mereka memegang satu ID card untuk akses pintu keluar-masuk. Namun, sampai hari pertama kami magang, kami belum juga bertemu dengan mereka untuk mendapatkan ID card.
Jam 4 sore kami pulang. Hujan gerimis sedikit lebat mengguyur kota Palembang sekitar tempat kami bekerja. Bahkan peribahasa yang sudah lama mengakar, sedia payung sebelum hujan yang memiliki arti pun kami abaikan. Kami pergi tanpa persiapan apapun. Payung tidak ada, yang ada hanyalah basah kuyup akibat hujan. Di depan kantor, terdapat alfamart dan kami berbelanja kebutuhan di kontrakan serta persediaan makanan. Dan akhirnya kami bermalam untuk kali pertama di kontrakan yang baru.
Ada sedikit rasa rindu. Rasa rindu terhadap keluarga, ibu, bapak, adik, teman-teman dekat. Merasa asing berada di tempat orang. Merasa sendiri, padahal aku tidak sendiri. Ada rasa ingin menangis dan bercerita bahwa sebenarnya aku sedikit takut berada di sini. Namun inilah keputusanku untuk berada di sini. Mungkin inilah yang dirasakan oleh orang yang jarang pergi jauh.

  

2 komentar:

  1. Semoga sukses selalu untuk kalian ya. Tetap semangat dimanapun kalian berada. Cheers, Rustian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pak Rustian, long time no see.
      Semoga baapak dan keluarga semakin sukses dan selalu dalam lindungan-Nya ya pak, aamin.
      doakan kami y pak..
      Cherers, Dewi.

      Hapus